tapi kamu tetap begitu. saya langsung tembak kamu soal dia. kata kamu dia bukan siapa-siapa. saya tahu, wahai pria. saya punya mata, saya bisa membaca, saya punya telinga yang keduanya alhamdulillah masih berfungsi. apa kamu terbiasa begitu? kasihan dong dia. kasihan juga saya.
saya tahu semuanya, hanya saja saya pikir "diam"lah yang paling bijaksana. saya masih menunggu kamu jujur, bilang "saya sekarang sudah punya orang yang bisa saya sayangi lebih dari seorang teman". saya nggak akan marah. kamu tahu saya tidak pernah marah sama kamu. kamu tahu saya punya maaf untukmu melebihi jumlah bintang yang ada di galaksi, yang terkadang kamu lupakan di kala hepi, namun kamu cari-cari di kala sepi.
apakah sebegitu sulitnya untuk jujur? oke mari saya bantu. saya sediakan hint untuk kamu. tapi kok kamu mengelak? apa karena hint-nya begitu telak? oke maaf. maaf. maaf. saya salah. saya yang salah. kamu nggak salah dan nggak pernah salah.
No comments:
Post a Comment